JAKARTA, KOMPAS.com - Chief Executive Officer (CEO) Lamudi.co.id Mart Polman membeberkan tren pasar properti di Indonesia pada half year (H1) atau semester 1-2022.
Untuk diketahui, Lamudi.co.id adalah perusahaan property technology ( PropTech) atau perusahaan teknologi di bidang property terbesar di Indonesia setelah mengakuisisi bisnis properti OLX pada awal 2022.
Berdasaran laporan Tren Pasar Properti Lamudi.co.id H1 2022, Mart mengatakan, tren pasar properti semester-1 2022 tak lepas dari dampak pandemi Covid-19. Kondisi ini semakin mempercepat peralihan sektor properti ke ranah digital.
Sebelum pandemi, lanjut Mart, sektor properti masih menggunakan metode konvensional dalam menjangkau market potensial.
"Perubahan paling signifikan selama pandemi adalah adaptasi penggunaan teknologi oleh pelaku usaha di sektor properti. Akselerasi digital selama pandemi meningkat dua kali lipat dibandingkan periode 2014-2020 sebelum pandemi," kata Mart saat ditemui Kompas.com di Capital Place, Jakarta, Selasa (23/8/2022).
Mart menjelaskan, sejak Lamudi.co.id berdiri pada 2014, pihaknya getol mendorong stakeholder atau pemangku kepentingan bidang properti mengoptimalkan teknologi digital untuk menjangkau segmen potensial, baik kepada developer, agen properti, maupun perbankan.
Namun, situasi berubah ketika pandemi Covid-19 menghantam berbagai sektor, termasuk properti. Pandemi juga memaksa semua orang untuk membatasi aktivitas di luar rumah. Oleh karenanya, ranah digital menjadi pilihan tepat untuk beraktivitas.
“Perubahan ini luar biasa cepat dan berdampak signifikan terhadap bisnis properti. Berdasarkan data Lamudi.co.id, pencarian properti secara online meningkat 42 persen," terangnya.
Mart menambahkan, digitalisasi juga mendorong terbentuknya demografi baru pencari properti.
Berdasarkan data Lamudi.co.id, pada periode Agustus 2021 hingga Mei 2022, pencari properti terbanyak didominasi oleh kelompok usia 25-44 tahun sebanyak 56,9 persen. Ia menyebut, kelompok usia ini merupakan next generation property buyers atau first time home buyers.
"Mereka punya karakteristik unik, yaitu menginginkan pencarian properti yang mudah dan cepat, bisa mendapatkan informasi properti yang transparan dari developer dan agen properti, serta mendapat (layanan) konsultasi yang tepat secara komprehensif sesuai kebutuhan," paparnya.
Mart menjelaskan, pada dasarnya, karakteristik tersebut merupakan ciri generasi yang melek teknologi. Tak hanya itu, reputasi developer pun menjadi ukuran penting bagi generasi tersebut dalam membeli properti.
Adapun platform populer yang digunakan masyarakat dalam mencari properti secara online adalah smartphone sebesar 93 persen dan desktop 7 persen. Hal ini menunjukkan perubahan perilaku pencari properti yang kian mengedepankan aksesibilitas dan kemudahan dalam mencari properti.
"Tren tersebut menunjukkan pentingnya bagi developer dan agen properti meningkatkan literasi digital, mulai dari memberikan konsultasi secara online, memiliki kecakapan dalam menjual, optimalisasi media sosial (medsos), dan menyajikan informasi secara utuh," jelasnya.
Lebih lanjut, Mart mengatakan bahwa upaya pemerintah mendorong pemulihan sektor properti melalui berbagai insentif berhasil meningkatkan transaksi properti.
Baca juga: Bumi Serpong Damai, Pengembang Terbaik Indonesia versi Lamudi
Insentif itu diluncurkan guna membantu masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) untuk mendapatkan pendanaan melalui kredit pemilikan rumah (KPR).
Untuk diketahui, pemerintah Indonesia telah mengeluarkan kebijakan insentif pajak pertambahan nilai (PPN) 0 persen dan down payment (DP) 0 persen untuk pembelian properti pada 2021. Awal 2022, pemerintah kembali memperpanjang insentif PPN (besaran insentif disesuaikan dengan harga rumah) dan DP 0 persen.
Ia menilai, kebijakan tersebut dapat dioptimalkan developer dan agen properti untuk mendekatkan diri kepada calon konsumen, utamanya dalam memberikan edukasi terkait literasi finansial.
"Berdasarkan data Lamudi.co.id periode Agustus 2021 hingga Mei 2022, minat masyarakat membeli properti mengalami pertumbuhan sebesar 6,34 persen. Perpanjangan insentif pajak oleh pemerintah pada Desember 2021 berdampak positif pada pembelian properti," jelas Mart.
Meski ekonomi nasional masih dalam tahap pemulihan, imbuh Mart, kehadiran PropTech sebagai platform alternatif menjadi opsi menarik bagi pencari properti. Hal ini ditandai dari tren pertumbuhan minat pembelian properti online yang terus meningkat.
Baca juga: Perluas Pemasaran Agen Properti, Paket OLX Lamudi Diluncurkan
Kebijakan pemerintah untuk mendongkrak angka penjualan properti juga menjadi sinyal penting bagi pelaku usaha sektor properti nasional bahwa sektor ini diperhatikan oleh pemerintah.
Pada masa pemulihan sektor properti dari imbas pandemi, dukungan pemerintah berupa insentif pajak berdampak positif terhadap permintaan properti. Pada kuartal I-2022, sentimen positif pasar berdampak pada demand properti.
Tren Pasar Properti Lamudi.co.id H1 2022 juga menyebutkan bahwa rumah tapak merupakan produk properti yang paling banyak dicari masyarakat, yaitu sebesar 76,1 persen.
“Tingginya animo masyarakat terhadap rumah tapak bukan tanpa alasan. Hal ini disebabkan faktor psikologis masyarakat Indonesia yang beranggapan bahwa rumah harus berdiri di atas tanah dan memiliki halaman,” kata Mart.
Adapun properti yang juga diminati masyarakat adalah lahan sebesar 10,9 persen sebagai opsi investasi. Kemudian, apartemen 6,6 persen dan properti komersial 6,5 persen.
Baca juga: Pasarkan Grand Tenjo Residence, Lamudi Resmi Jadi Mitra Eksklusif DMA
Mart menambahkan, insentif pemerintah terhadap sektor properti bisa berdampak optimal bila dibarengi dengan sosialisasi tepat kepada calon konsumen. Sosialisasi ini bisa dilakukan oleh developer maupun agen properti.
Ia juga menyoroti urgensi upaya peningkatan literasi finansial kepada masyarakat. Pasalnya, masih banyak masyarakat yang belum melek terhadap literasi pengelolaan keuangan, khususnya dalam perencanaan membeli rumah.
Hal tersebut terlihat dari laporan Tren Pasar Properti Lamudi.co.id H-1 2022 yang menyebutkan bahwa angka persetujuan pengajuan KPR masih bergantung pada klasifikasi harga properti yang dijual.
Adapun tingkat persetujuan pengajuan KPR untuk kategori rumah senilai Rp 200 juta hingga Rp 600 juta adalah 39,28 persen, rumah harga Rp 600 juta hingga Rp 1,6 miliar 55,60 persen, rumah seharga Rp 1,6 miliar hingga Rp 2 miliar 64,71 persen, dan di atas Rp 2 miliar 62,79 persen.
Pada Agustus 2021hingga Mei 2022, tingkat persetujuan pengajuan KPR melalui Lamudi.co.id secara total adalah 47,32 persen. Di sisi lain, pengajuan KPR dengan skema DP 0 persen memiliki angka penolakan tertinggi pada kisaran 57,6 persen.
Baca juga: Lamudi Akuisisi Bisnis Penjualan Properti Olx Indonesia
"Pengajuan KPR rumah di kisaran harga Rp 200 juta hingga Rp 600 juta memiliki angka penerimaan terendah, kontras dengan angka penolakan dan sedang diproses yang berada pada 60,72 persen. Hal ini menunjukkan bahwa upaya peningkatan literasi finansial pada masyarakat menengah ke bawah harus ditingkatkan," paparnya.
Mart menambahkan, metode pembayaran yang paling diminati kalangan first time home buyer adalah KPR, yakni sekitar 80-90 persen dari total transaksi.
Sebagai first time home buyer, lanjut Mart, mereka tentu baru pertama kali menggunakan KPR sehingga membutuhkan penguatan literasi finansial. Pasalnya, tak semua orang paham ketentuan pembayaran dengan menggunakan metode ini.
“Segmen market MBR merupakan kalangan yang paling sulit mendapat persetujuan pendanaan. Lamudi.co.id sebagai PropTech merasa perlu untuk membantu mereka dengan memberikan edukasi tentang pengajuan KPR, serta berbagai hal terkait perencanaan finansial,” ujar Mart.
Mart menilai, sinergi antara pemerintah dan swasta juga perlu ditingkatkan, khususnya dalam upaya meningkatkan literasi finansial. Ia menyoroti beberapa hal.
Baca juga: Tangerang, Wilayah Paling Diminati Pencari Rumah di Pameran Lamudi
Pertama, sinergi pemerintah dengan developer dalam pilihan alternatif perumahan dengan harga terjangkau. Kedua, sinergi pemerintah dengan perbankan dalam menyediakan cara pembayaran yang lebih mudah.
Di sisi lain, developer, agen properti, dan perbankan, juga perlu memberikan edukasi kepada masyarakat tentang literasi finansial. Tujuannya, agar mereka dapat paham kondisi finansial masing-masing sebelum memilih dan membeli properti.
"Lamudi.co.id sebagai PropTech juga mengambil peran penting untuk mendongkrak sektor properti, salah satunya menghadirkan proses pengajuan KPR yang cepat dan tepat. Selain itu, kami ingin memberikan customer experience yang lebih cepat, customize, dan personal bagi pengguna platform Lamudi.co.id," kata Mart.