KompasProperti - Jakarta sebagai Ibu Kota Republik Indonesia menjadi tujuan bagi pencari kerja. Kemajuan Jakarta melebihi kota-kota besar lainnya di Indonesia.
Pada 2016, Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD) Jakarta mencapai kurang lebih delapan kali lipat APBD Surabaya. Adapun APBD Jakarta Rp 67,1 trilliun, sementara Surabaya hanya Rp 7,9 trilliun. Padahal, perbandingan antara penduduk Jakarta dan Surabaya hanya 10 juta banding 2,9 juta.
Saat ini, Jakarta sudah sulit mengembangkan wilayah. Padahal, jumlah penduduk Jakarta terus bertambah.
Pertambahan penduduk karena kelahiran terus terjadi. Tak hanya itu, masuknya perantau dari luar daerah untuk mengadu nasib menjadikan Jakarta semakin sesak. Pertambahan penduduk Jakarta menjadi sulit dikendalikan.
Baca: Lippo Cikarang Catat Pendapatan Rp 842 Miliar
Persoalan ini harus dituntaskan dengan solusi yang menyeluruh. Jakarta membutuhkan kerja sama dengan wilayah di sekitarnya untuk berbagi beban sekaligus berbagi keuntungan.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pengangguran di Jakarta tahun lalu mencapai 6,12 persen, sementara rata-rata nasional adalah 5,61 persen. Jika arus perantau ke Jakarta dibelokkan ke wilayah di sekitarnya, maka bukan mustahil angka pengangguran di Jakarta bakal turun di bawah rata-rata nasional.
BPS mencatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada semester I-2016 naik sebesar 5,04 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2015. Pertumbuhan terjadi pada hampir semua lapangan usaha, kecuali pertambangan dan penggalian yang mengalami kontraksi sebesar 1,01 persen.
Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh jasa keuangan dan asuransi sebesar 11,37 persen, diikuti informasi dan komunikasi sebesar 8,39 persen, dan jasa lainnya 7,90 persen.
Sementara itu, laju pertumbuhan industri pengolahan hanya naik 4,68 persen, padahal dari sisi sumber pertumbuhan triwulan II-2016 secara tahunan atau year on year, industri pengolahan merupakan sumber terbesar yaitu 1,03 persen dari total sumber pertumbuhan triwulan II-2016 sebesar 5,18 persen.
Data tersebut menggambarkan industri pengolahan hingga kini menjadi tulang punggung perekonomian nasional.
Daerah industri Cikarang menjadi penting untuk dikembangkan bila berpijak pada data BPS tersebut. Investasi triliunan rupiah digelontorkan untuk membuka ribuan lapangan kerja di Cikarang.
Pusat kegiatan ekonomi Indonesia
Chairman Lippo Group Mochtar Riady mengatakan, ada enam kawasan industri di Cikarang yang terbesar di Indonesia dengan luas lahan sekitar 200 kilometer persegi.
Di Cikarang, Kabupaten Bekasi, terdapat kawasan industri otomotif yang mampu memproduksi satu juta mobil dan 10 juta sepeda motor per bulan. Berbagai produk elektronik, seperti televisi, kulkas, AC, dan mesin cuci, juga diproduksi di Cikarang.
“Harga tanah di Cikarang akan menjadi Rp 50 juta per meter. Semua industri yang paling hebat ada di Cikarang. Maka, Cikarang akan menjadi Shenzhen of Indonesia,” katanya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com.
Jika infrastruktur transportasi selesai dibangun, Cikarang akan menjadi pusat ekonomi Indonesia.
Pemerintah, ia melanjutkan, berencana membangun berbagai infrastruktur, seperti bandara dan pelabuhan di Cikarang dan sekitarnya, termasuk railway Cikarang-Tanjung Priok, high speed railway Jakarta-Cikarang, serta railway Jakarta-Bandung yang melewati Cikarang.
Baca juga: September, Jalur KRL Jakarta Kota-Bekasi Diperpanjang Hingga Cikarang
Dengan proyeksi itu, maka dapat dipastikan ada ribuan tenaga kerja yang membutuhkan hunian di Cikarang
Untuk itulah Lippo Group meluncurkan menara hunian vertikal di Meikarta. Keseriusan membangun kota ini dibuktikan dengan peluncuran penjualan 200 ribu unit apartemen Meikarta.
Masyarakat menyambut antusias penawaran tersebut. Unit-unit yang ditawarkan oleh Meikarta bisa terjangkau oleh seluruh komunitas bahkan masyarakat ekonomi menengah. Lippo Group menawarkan harga mulai dari Rp127 juta/unit.
Nantinya, fasilitas kredit pemilikan rumah atau apartemen akan tersedia dengan bunga mulai dari 8,25 persen. Dengan booking fee Rp 2 juta, selanjutnya dikenakan uang muka hanya 10 persen dari total harga. Kemudahan inilah yang membuat peminat apartemen di Meikarta membludak.