KompasProperti - Tinggal di hunian vertikal tak sama dengan tinggal di rumah tapak. Biaya pemeliharaan lingkungan di apartemen tentu tak sama dengan kompleks rumah tapak.
Penghuni apartemen wajib membayar biaya pemeliharaan gedung. Biaya itu mencakup servis, Iuran Pemeliharaan Lingkungan (IPL), dan pemeliharaan saluran pembuangan dapur dan sampah (sinking fund). Belum lagi, ada biaya listrik, air, dan parkir.
Khusus biaya servis, biasanya pihak pengelola membebankan kepada penghuni untuk membayar jasa petugas keamanan, kebersihan, pemeliharaan, dan perawatan. Kemudian, IPL digunakan untuk biaya operasional apartemen, seperti listrik dan lift.
Memang biaya hidup di apartemen lebih variatif dibandingkan biaya iuran lingkungan di pemukiman biasa. Mengapa bisa demikian? Apartemen merupakan gedung yang dimiliki bersama, baik tanah maupun fasilitasnya.
Baca: 10 Biaya yang Perlu Anda Ketahui Bila Tinggal di Apartemen
Untuk merawat dan menjaga fungsi tanah dan seluruh fasilitas apartemen, tentunya pengelola butuh biaya operasional. Sebab itu, penghuni apartemen harus membayar IPL.
Biaya IPL digunakan untuk memastikan operasional lift di setiap tower berfungsi dengan baik. Lalu, penerangan di lorong maupun area publik mesti terpelihara. Selain itu, fasilitas umum seperti kolam renang harus selalu bersih, berikut instalasi listrik dan air yang tetap terawat.
Pembayaran servis tersebut dihitung berdasarkan jumlah biaya operasional dan perawatan benda, area, dan tanah tiap bulannya, yang dibagi dengan total luas seluruh unit. Dengan demikian, porsi iuran tiap unit berbeda-beda, tergantung luasnya.
Biaya servis ini biasanya ditagih secara berkala. Bisa setiap bulan, 3 bulan, atau setiap tahun.
Pihak pengembang Meikarta, kota baru di Cikarang, telah menghitung biaya-biaya yang akan ditanggung penghuni.
Apartemen berkualitas premium ini bakal mengenakan biaya pemeliharaan yang terjangkau, yakni Rp5.000 per meter persegi per bulannya. Cukup terjangkau untuk kantong para pekerja bukan?