KompasProperti - Berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) persaingan di dunia kerja semakin ketat. Pendidikan dan keterampilan sebagai modal untuk bertarung di pasar kerja tak bisa diabaikan.
Sejak dini, anak mesti dibekali dengan pendidikan berkualitas dan dibiasakan untuk hidup dalam pergaulan internasional.
Berpijak pada situasi itu, Lippo Group mengembangkan Meikarta yang dirancang sebagai kota baru berstandar internasional. Nantinya, Meikarta tak hanya menyediakan apartemen melainkan juga segala fasilitas penunjang kehidupan yang modern.
Sebagian kelas pekerja, menurut James, sangat ingin memiliki rumah, tetapi harganya tidak terjangkau. Untuk itu, James berharap Meikarta dapat menjadi jawaban atas tingginya kebutuhan apartemen murah.
“Di Indonesia ini ada 8 juta orang yang punya pekerjaan, punya gaji, tapi tidak punya rumah," kata CEO Lippo Group James Riady, Kamis (17/8/2017).
Kota yang menyediakan aneka fasilitas
Gambaran umum yang selama ini terjadi di Jabodetabek adalah lokasi sekolah atau instansi pendidikan terlalu jauh dari rumah.
Akibatnya, waktu tempuh dari rumah ke sekolah memakan waktu lama. Kondisi itu diperparah dengan kemacetan yang semakin hari semakin tak terkendali.
Bisa terbayang, bagaimana sulitnya sebuah keluarga yang tinggal di Bintaro, tetapi anaknya sekolah di kawasan Blok M atau Rawamangun, Jakarta Timur, dan sebaliknya.
Proyek Meikarta berencana membangun kota mandiri yang bakal mengurangi soal kemacetan dan ketersediaan pendidikan berkualitas.
“Banyak orang yang mengeluh soal kemacetan di jalan, misalnya saat anak berangkat dan pulang sekolah. Yang seperti ini orang lain tidak dengar keluhannya. Waktu habis berjam-jam di jalanan,” ucap Presiden Direktur Meikarta Ketut Budi Wijaya saat ditemui Kompas.com di kantornya, kawasan Lippo Karawaci, Tangerang, Jumat (15/9/2017).
Untuk itulah, Meikarta diharapkan bisa menjadi kawasan hunian yang bisa memenuhi memiliki fasilitas pendidikan yang lengkap dan berkualitas, mulai dari taman kanak-kanak hingga universitas.
Tak hanya lengkap, tapi juga terintegrasi. Sebab, pembangunan kampus di Meikarta harus benar-benar bisa mendekatkan lembaga pendidikan dengan kawasan industri Cikarang.
“Kalau ada kampus dengan fasilitas bagus, misalnya engineering research, tapi di mana praktiknya. Untuk itulah, kehadiran kampus dan sekolah itu bisa jadi tempat untuk mengimplementasikan apa yang dipelajari, dan mendekatkan hubungan antara kampus dengan industrinya,” katanya.
Baca: Lippo Group Siap Bangun Pusat Riset Industri di Cikarang
Untuk itulah, lanjut Ketut, Meikarta akan memfasilitasi pembukaan kampus baru, baik untuk pusat pendidikan profesional (vocational center) maupun pusat penelitian (research center).
“Ini menjadi penerapan rencana kota modern, di antaranya sebagai kota bekerja, kota riset, dan kota belajar. Untuk itu, kami mengundang UI, ITB, dan UGM, perguruan tinggi top di Indonesia yang mewakili pendidikan tinggi berkualitas dengan skala internasional,” ujarnya.