KompasProperti - Lippo Group memastikan seperlima dari luas lahan Meikarta atau sekitar 100 hektar dialokasikan untuk ruang terbuka hijau (RTH). Rencana itu menyusul dengan terus dipercantiknya ruang terbuka hijau publik yang dinamai dengan Central Park Meikarta.
Presiden Meikarta Ketut Budi Wijaya mengatakan Central Park Meikarta lebih dulu disiapkan sebelum dibangunnya hunian dan fasilitas lainnya, baik perkantoran maupun komersial. Keberadaan Central Park sebagai RTH merupakan kebutuhan utama masyarakat yang mesti dipenuhi dalam suatu kota.
Kota yang ideal tak hanya terdiri dari permukiman dan area komersial, tapi juga punya ruang terbuka hijau. Proporsi RTH pada wilayah perkotaan itu minimal 30 persen dari total luas wilayah, yang terdiri atas 20 persen ruang terbuka publik dan 10 persen ruang terbuka hijau privat.
Proporsi 30 persen RTH merupakan ukuran minimal untuk menjamin keseimbangan ekosistem kota, baik keseimbangan sistem hidrologi dan keseimbangan mikroklimat, maupun sistem ekologis lain yang dapat meningkatkan ketersediaan udara bersih, serta dapat meningkatkan nilai estetika kota.
Baca: Meikarta Punya Taman Kota Seperti New York
Merujuk pada Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Ruang Terbuka Hijau, maka pemerintah daerah wajib menyediakan 30 persen ruang terbuka hijau di wilayah perkotaan.
Saat ini, Kabupaten Bekasi yang memiliki luas 127.338 hektar tampaknya masih berupaya keras memenuhi proporsi ruang terbuka hijau. Total RTH di Kabupaten Bekasi baru ada 5.700 hektar atau 17,05 persen dari total luas wilayah perkotaan di Kabupaten Bekasi yang saat ini mencapai 33 ribu hektar.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat dalam kurun waktu 10 tahun terjadi peningkatan jumlah penduduk Kabupaten Bekasi lebih dari 1 juta jiwa. Pada 2004 jumlah penduduk Kabupaten Bekasi adalah 1.950.209 jiwa, kemudian pada 2014 melonjak menjadi 3.122.698 jiwa atau meningkat sebanyak 1.172.489 jiwa.
Besarnya populasi di Kabupaten Bekasi tentu saja mesti diimbangi dengan ketersediaan hunian dan ruang terbuka hijau.
Baca: Ruang Terbuka Hijau di Bekasi Terus Menyusut
Memang, bisa dikatakan, bukan perkara mudah bisa memenuhi target 20 persen ruang terbuka hijau publik dan 10 persen ruang terbuka hijau privat dari luas wilayah perkotaan. Selama ini, pembangunan taman kota dan penambahan ruang terbuka hijau sebagian besar dilakukan perusahaan-perusahaan yang berada di kawasan industri.
Keterlibatan swasta dalam membantu memenuhi kebutuhan ruang terbuka hijau mestinya direspon positif. Apalagi, fungsi ruang terbuka hijau bisa dinikmati seluruh masyarakat Kabupaten Bekasi. Misalnya, udara segar dan suhu udara yang sejuk.
Kini, dengan proyeksi Lippo Group untuk menjadikan Meikarta sebagai kota mandiri di Cikarang, yang merupakan bagian dari Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Meikarta setidaknya ikut menyumbang pasokan RTH baru di Kabupaten Bekasi. Apalagi, RTH makin dibutuhkan karena Meikarta dekat dekat kawasan industri Cikarang.
Presiden Meikarta Ketut Budi Wijaya mengatakan, 96 ribu tanaman ditanam di kawasan Meikarta. Dalam penghijauan kota baru itu, para petani lokal dan warga sekitar dilibatkan.
Ratusan pohon keras berdiameter lebih dari 50 sentimeter juga ditanam di Central Park. Pohon Beringin, Pulai, Randu, dan Bodhi ditanam agar pasokan oksigen bertambah. Dengan demikian, kualitas udara di kota mandiri itu nantinya lebih baik dibanding wilayah lain.
Hasilnya, sekarang ini Central Park Meikarta bukan cuma tampil lebih hijau, tapi juga berwarna-warni oleh ribuan tanaman bunga aneka warna di antara hamparan rumput hijau yang melingkari danau.
Sebagai RTH baru, Central Park Meikarta didesain sebagai sebuah tempat yang nyaman dan menyegarkan untuk rekreasi pribadi maupun komunitas. Nantinya, taman kota ini akan dilengkapi kebun binatang mini, hutan kota, dan jogging track.
Lippo juga membangun sebuah danau seluas 25 hektar yang mampu menampung 300 ribu meter kubik air yang berfungsi sebagai reservoir. Dengan demikian, danau itu dapat mengurangi potensi bencana banjir.
Untuk menghubungkan daratan yang berada di sisi timur dan barat danau tersebut, Lippo juga membangun jembatan kokoh. Pejalan kaki nantinya dapat memanfaatkan jembatan itu untuk berolahraga atau bersantai, tanpa terusik laju kendaraan.