KompasProperti - Kabupaten Bekasi dinilai strategis untuk dikembangkan sebagai kawasan permukiman sekaligus pusat bisnis di Jawa Barat.
Terletak di antara poros Jakarta-Bandung, kawasan industri Cikarang merupakan kawasan industri yang potensial mengingat ada sekitar 3.000 pabrik yang berasal dari 30 negara berlokasi di situ.
Cikarang mampu menyumbang sebesar 34,46 persen penanaman modal asing (PMA) nasional, serta 22-45 persen volume ekspor nasional pada tahun 2008 dengan omzet mencapai 35 miliar dollar AS dan 70 persen di antaranya untuk pasar ekspor.
Namun, hingga saat ini kawasan industri Cikarang belum didukung dengan permukiman dan perkantoran yang memadai. Idealnya, perkantoran dilengkapi dengan showroom untuk memamerkan produk industri tersebut.
Presiden Meikarta Ketut Budi Wijaya mengatakan, Meikarta disiapkan dengan perencanaan yang matang dengan memperhatikan kawasan di sekitarnya.
“Zonasi untuk perkantoran sudah ada, tapi belum fix. Harapannya supaya kantor pusat perusahaan-perusahaan itu yang di Jakarta kecil saja, tapi kantor cabang atau supporting office-nya yang besar di Meikarta,” ujar Ketut Rabu (18/10/2017).
Chief Marketing Officer Lippo Homes Jopy Rusli mengatakan, Meikarta dirancang sebagai kawasan hunian dan area komersial yang ditunjang dengan beragam fasilitas sosial ekonomi. Pembangunan kota mandiri Meikarta membutuhkan investasi hingga Rp 278 triliun.
Guna mewujudkan kota baru di timur Jakarta itu sebagai kawasan permukiman sekaligus pusat ekonomi dan bisnis, Meikarta telah meminta pasokan listrik sebesar 500 Megawatt (MW) kepada PT PLN (Persero).
"Meikarta akan membutuhkan listrik 500 MW, sudah ada kontraknya dengan kita kira-kira seminggu lalu," kata Kepala Satuan Komunikasi Korporat PLN I Made Suprateka, dilansir Kumparan, Jumat (13/10/2017).
Kebutuhan listrik kota baru itu diyakini dapat dipenuhi BUMN listrik tersebut. Pasalnya, total daya mampu di sistem Jawa-Bali mencapai 33.000 MW, sementara konsumsi listrik saat beban puncak 25.000 MW.
Dengan demikian, masih ada cadangan daya (reserve margin) sekitar 9.000 MW atau di atas 30 persen. "Total kapasitas pembangkit di sistem listrik Jawa-Bali sudah 33.000 MW. Jadi pasokan aman, apalagi sekarang banyak proyek yang sedang kami kerjakan," katanya.